LAPORAN
LENGKAP
Nama
: Nur Indasari
stambuk : 124856
Kelas : III A
Kelompok : A2. 1
Tanggal
mulai : 28 Oktober 2014
Tanggal
selesai : 28 Oktober 2014
Judul penetapan : Penetapan kadar lemak dalam kacang
metode Soxhlet.
Tujuan penetapan : Untuk
mengetahui kadar lemak pada sampel bahan pangan melalui metode ekstraksi
langsung dengan alat soxhlet.
Dasar prinsip : Lemak
bebas diekstraksi dengan pelarut non polar. Metode soxhlet yaitu lemak yang
terekstrasi dalam pelarut akan terakumulasi dalam wadah pelarut (labu Soxhlet),
kemudian dipisahkan dari pelarutnya dengan cara dipanaskan dengan oven 105o
C . Pelarut akan menguap sedangkan lemak tidak karena titik didih lemak lebih
tinggi dari 105o C, sehingga menguap dan tinggal dalam wadah. Lemak
hasil ekstraksi kemudian ditimbang beratnya lalu dihitung sehingga diperoleh
kadar lemak dalam sampel.
Landasan
teori :
Penetapan
Kadar Lemak
Lipid (dari
kata yunani Lipos. Lemak) merupakan penyusun tumbuhan atau hewan
yang dicerikan oleh sifat kelarutannya. Terutama lipid tidak bisa larut dalam
air, tetapi larut dalam larutan non polar seperti eter (Hart, 2003).
Lemak
merupakan sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol,
vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K),
monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di
dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi sebutan
bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair,
yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa (Anonim 2010).
Minyak/lemak
merupakan lipida yang banyak terdapat di alam. Minyak
merupakan senyawa turunan ester dari gliserol dan asam
lemak. Dalam berbagai makanan, komponen lemak memegang peranan penting
yang menentukan karakteristik fisik keseluruhan, seperti aroma, tekstur, rasa
dan penampilan.
Lemak adalah
makanan sumber energi yang paling efisien. Setiap gram lemak menyediakan 9
kalori energi, sedangkan karbohidrat dan protein memberi 4 kalori.
Kadar lemak total dalam makanan perlu ditentukan karena:
• Faktor ekonomi
• Aspek legal (mematuhi standar/aturan pelabelan nutrisi)
• Aspek kesehatan (perkembangan makanan rendah lemak)
• Aspek kualitas (sifat makanan tergantung kadar lemak
total)
• Faktor proses (kondisi proses tergantung kadar lemak
total)
Bahan
yang akan diekstraksi ialah jagung, dedak, tepung ikan, pelet. Penentuan kadar
lemak dengan pelarut organik, selain lemak juga terikut fosfolipida, sterol,
asam lemak bebas, karotenoid, dan pigmen yang lain . Karena itu hasil
ekstraksinya disebut lemak kasar (Darmasih 1997).
Metode Soxhlet
Metode
Soxhlet termasuk jenis ekstraksi menggunakan pelarut semikontinu. Ekstraksi
dengan pelarut semikontinu memenuhi ruang ekstraksi selama 5 sampai dengan 10
menit dan secara menyeluruh memenuhi sampel kemudian kembali ke tabung
pendidihan. Kandungan lemak diukur melalui berat yang hilang dari contoh atau
berat lemak yang dipindahkan. Metode ini menggunakan efek perendaman contoh dan
tidak menyebabkan penyaluran. Walaupun begiru, metode ini memerlukan waktu yang
lebih lama daripada metode kontinu (Nielsen 1998).
Prinsip
Soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya
sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya
pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul anti-bumping, still
pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa,extraction
liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser
(pendingin), cooling water in, dan cooling water out (Darmasih
1997).
Dalam analisis
lemak, sulit untuk melakukan ekstraksi lemak secara murni. Hal itu disebabkan
pada waktu ekstraksi lemak dengan pelarut lemak, seperti phospholipid, sterol,
asam lemak bebas, pigmen karotenoid, dan klorofil. Oleh karena itu, hasil
analisis lemak ditetapkan sebagai lemak kasar. Terdapat dua metode dalam
penentukan kadar lemak suatu sampel, yaitu metode ekstraksi kering (menggunakan
soxhlet) dan metode ekstraksi basah. Selain itu, metode yang digunakan dalam
analisis kadar lemak dapat menggunakan metode weibull. Prinsip kerja dari
metode weubull adalah ekstraksi lemak dengan pelarut nonpolar setelah sampel
dihidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang terikat
(Harper et.al, 1979).
Prinsip soxhlet
ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga
terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin
balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul antibumping, still pot (wadah
penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, syphon arm
inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling
water in, dan cooling water out (Darmasih, 1997).
Ekstraksi dengan
Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi karena pada cara ini
digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan ekstrak. Dibandingkan
dengan cara maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang
lebih tinggi. Makin polar pelarut, bahan terekstrak yang dihasilkan tidak
berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi (Whitaker 1915).
Faktor yang Memengaruhi Kadar Lemak
Faktor-faktor
yang memengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi,
kuantitas pelarut, suhu pelarut, dan tipe pelarut. Dibandingkan dengan cara
maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi
karena pada cara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan
ekstrak. Makin polar pelarut, bahan terekstrak yang dihasilkan tidak berbeda
untuk kedua macam cara ekstraksi. Fenolat total yang tertinggi didapatkan pada
proses ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat. Sifat antibakteri tertinggi
terjadi pada ekstrak yang diperoleh dari ekstraksi menggunakan pelarut etil
asetat untuk ketiga macam bakteri uji Gram-positif. Semua ekstrak tidak
menunjukkan daya hambat yang berarti pada semua bakteri uji
Gram-negatif (Lucas dan David 1949).
Dasar Pemilihan Metode, Keuntungan dan Kerugian Metode
Soxhlet
Bahan
terekstrak yang diperoleh dari kedua cara ekstraksi semakin tinggi dengan
semakin polarnya pelarut. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa yang bisa
terekstrak dalam gambir bersifat polar. Bahan terekstrak paling tinggi dalam
hal ini diperoleh dengan menggunakan pelarut campuran etanol dan air pada
perbandingan 1:1 (84,77 % (b/b) pada cara maserasi dan 87,69 % (b/b) pada cara
Soxhlet).
Ekstraksi
dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi karena pada cara ini
digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan ekstrak. Dibandingkan
dengan cara maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang
lebih tinggi. Makin polar pelarut, bahan terekstrak yang dihasilkan tidak
berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi. Fenolat total yang tertinggi didapatkan
pada proses ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat. Sifat antibakteri
tertinggi terjadi pada ekstrak yang diperoleh dari ekstraksi menggunakan
pelarut etil asetat untuk ketiga macam bakteri uji Gram-positif. Semua ekstrak
tidak menunjukkan daya hambat yang berarti pada semua bakteri uji Gram-negatif
(Whitaker 1915).
Pelarut Heksana
Pelarut Heksana
n-Heksana adalah bahan kimia yang
terbuat dari minyak mentah. Normal heksana tidak berwarna dan memiliki bau yang
tajam. Bahan ini mudah terbakar dan uapnya bersifat eksplosif. Kebanyakan
heksana digunakan pada industri sebagai pelarut. Pelarut yang menggunakan
n-heksana bisanya digunakan untuk mengestrak minyak sayuran dari hasil
pertanian, seperti kedelai. Pelarut ini juga digunakan sebagai agen pembersih
pada percetakan, tekstil, furniture, dan industri pembuatan
sepatu. Heksana larut hanya pada air. Kebanyakan n-heksana
yang tumpah di air akan mengapung ke permukaan dimana heksana akan menguap ke
udara (U.S. Department of Health and Human Services 1999).
Kacang
Tanah
Kacang Tanah adalah
bahan makanan tumbuh-tumbuhan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Kacang
tanah kaya dengan lemak, mengandungi protein yang tinggi, zat
besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K,
lesitin, kolin dan kalsium.
Kandungan
protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari daging, telur dan kacang
soya. Mempunyai rasa yang manis dan banyak digunakan untuk membuat beraneka
jenis kue.
Kacang
tanah juga dikatakan mengandung bahan yang dapat membina ketahanan tubuh dalam mencegah beberapa penyakit.
Mengkonsumsi
satu ons kacang tanah lima kali seminggu dilaporkan dapat mencegah penyakit jantung. Kacang
tanah bekerja meningkatkan kemampuan pompa jantung dan menurunkan resoki
penyakit jantung koroner.
Memakan
segenggam kacang tanah setiap hari terutama pesakit kencing manis dapat
membantu kekurangan zat. Kacang tanah mengandung Omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh ganda
dan Omega 9 yang
merupakan lemak tak jenuh tunggal. Dalam 1 ons kacang tanah
terdapat 18 gram Omega 3 dan 17
gram Omega 9.
Kacang
tanah mengandung fitosterol yang justru dapat menurunkan kadar kolesterol dan
level trigliserida, dengan cara menahan
penyerapan kolesterol dari makanan yang disirkulasikan dalam darah dan
mengurangi penyerapan kembali kolesterol dari hati, serta tetap menjaga
HDL kolesterol.
Kacang tanah juga mengandung arginin yang dapat merangsang tubuh untuk
memproduksi nitrogen
monoksida yang berfungsi untuk melawan bakteri tuberkulosis.
Kajian-kajian
menunjukkan kacang tanah dapat sebagai penurun tekanan darah tinggi dan juga kandungan kolestrol dalam darah, berkesan
untuk melegakan penyakit hemofilia atau kecenderungan mudah berdarah,
penyakit keputihan dan insomnia.
Namun
Kacang tanah sangat dicegah pada mereka yang menghadapi penyakit jenis kanker
payudara dan yang mempunyai masalah jerawat atau
acne juga dinasihatkan berhenti mengonsumsi kacang tanah
Alat
dan bahan :
Alat :
o
Alat
ekstraksi
o
Kertas
saring
o
Labu
lemak
o
Alat
Soxhlet
o
Oven
o
Neraca
analitik
o
Desikator
o
Krustang
o
Hulls
o
Hot
plate
Bahan :
o
Sampel
kacang
o
N -
Hexane
Prosedur
kerja :
1) Sampel
kacang yang telah digerus sampai halus kemudian dikeringkan di dalam oven (dapat
dipakai sampel bekas penetapan kadar air).
2) Buatlah
hulls dari kertas saring biasa.
3) Ditimbang
labu lemak yang telah kering.
4) Ditimbang sampel sebanyak 10 gram
lalu dimasukkan
ke dalam hulls. Hulls diikat sedemikian rupa, sehingga sampel tidak akan bocor
keluar.
5) Dimasukkan
hulls yang berisi sampel ini ke dalam soxhlet dan beri pemberat.
6) Disambungkan
soxhlet soxhlet dengan labu lemak berbatu didihyang diketahui bobotnya.
7) Dimasukkan
pelarut lemak melalui soxhlet sampai sebanyak ½ labu, kemudian sambungkan
dengan pendingin dan diekstraksi selama 4 jam.
8) Selesai
diekstraksi, pelarut disulingkan kembali. Hasil sulingan dimasukkan ke dalam
botol heksana.
9) Sisa
lemak dalam labu disimpan dalam oven 105o C untuk menghilangkan sisa
heksana lalu didinginkan.
10) Ditimbang
hingga bobot tetap.
Hasil
pengamatan :
- Bobot sampel (kacang goreng) = 10,0082 gram
- Bobot labu didih kosong (a) = 107,2618 gram
- Bobot labu didih kosong + lemak (b) = 110,3062 gram
- Bobot lemak = b – a
= (110,3062 – 107,2618) g
= 3,0444
gram
Perhitungan :
Kadar lemak = (Bobot
lemak / Bobot sampel) x 100 %
=
(3,0444 gram / 10,0082 gram) x 100 %
=
0,3042 x 100 %
=
30,42 %
Kesimpulan : Dari hasil percobaan diatas, dapat
disimpulkan bahwa kadar lemak dalam kacang goreng (metode soxhlet) adalah 30,42
%
Daftar
pustaka :
- http://abonjamurailani.blogspot.com/2013/07/kacang-tanah-kandungan-dan-manfaatnya.html
- http://avliyaajan22.blogspot.com/2011/05/blog-post.html
- http://gittha21.blogspot.com/2012/09/analisis-kadar-lemak-pada-bahan-pangan.html
- http://kharismamerrin.blogspot.com/2012/09/penetapan-kadar-lemak-metode-soxhlet.html
Makassar, November 2014
Guru Pembimbing, Praktikan,
( ) ( )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar