LAPORAN LENGKAP
Nama
: Nur
Indasari
stambuk : 124856
Kelas : III
A
Kelompok :
A2. 1
Tanggal
mulai : 16 september 2014
Tanggal
selesai : 16 september 2014
Judul
penetapan : Penetapan kadar asam lemak bebas
dalam minyak goreng.
Tujuan
penetapan : Untuk
mengetahui kandungan asam lemak bebas yang ada pada suatu bahan pangan.
Dasar
prinsip : Penentuan
kadar asam lemak bebas berprinsip pada titrasi sampel yang dilarutkan dengan
alkohol netral oleh NaOH untuk menetralkan asam lemak bebas
Landasan
teori :
Penentuan
Asam Lemak Bebas dalam Minyak dan Lemak
LIPID
Lipida adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen
yang menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipida merupakan golongan senyawa
organik kedua yang menjadi sumber makanan, merupakan kira-kira 40% dari makanan
yang dimakan setiap hari.
Lipida mempunyai sifat umum sebagai berikut:
· lidak larut dalam air
· larut dalam pelarut organik seperti
benzena, eter, aseton, kloroform, dan karbontetraklorida.
· mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen,
dan oksigen, kadang-kadang juga mengandung nitrogen dan fosfor.
· bila dihidrolisis akan menghasilkan
asam lemak
· berperan pada metabolisme tumbuhan
dan hewan.
Berbeda
dengan karbohidrat dan protein, lipida bukan suatu polimer, tidak mempunyai
satuan yang berulang. Pembagian yang didasarkan atas hasil hidrolisisnya,
lipida digolongkan menjadi lipida sederhana, lipida majemuk, dan sterol.
- Lipida Sederhana
Minyak dan lemak termasuk dalam golongan lipida sederhana.
Minyak dan lemak yang telah dipisahkan dari jaringan asalnya mengandung
sejumlah kecil komponen selain trigliserida, yaitu: lipida kompleks (lesitin,
sephalin, fosfatida lainnya, glikolipida), sterol yang berada dalam keadaan
bebas atau terikat dengan asam lemak, asam lemak bebas, lilin, pigmen yang
larut dalam lemak, dan hidrokarbon. Komponen tersebut mempengaruhi warna dan
flavor produk.
Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran, yang
merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Minyak nabati
terdapat dalam buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, akar tanaman, dan
sayur-sayuran. Dalam jaringan hewan lemak terdapat di seluruh badan, tetapi
jumlah terbanyak terdapat dalam jaringan adipose dan sumsum tulang. Secara
kimia yang diartikan dengan lemak adalah trigliserida dari gliserol dan asam
lemak. Berdasarkan bentuk strukturnya trigliserida dapat dipandang sebagai
hasil kondensasi ester dari satu molekul gliseril dengan tiga molekul asam
lemak, sehingga senyawa ini sering juga disebut sebagai triasilgliserol. Jika
ketiga asam lemak penyusun lemak itu sama disebut trigliserida paling
sederhana. Tetapi jika ketiga asam lemak tersebut tidak sama disebut dengan
trigliserida campuran. Pada umumnya trigliserida alam mengandung lebih dari
satu jenis asam lemak. Trigliserida jika dihidrolisis akan menghasilkan 3
molekul asam lemak rantai panjang dan 1 molekul gliserol. Reaksi
hidrolisis
Lemak yang sebagian besar tersusun dari gliserida asam lemak
jenuh akan berwujud padat pada suhu kamar. Kebanyakan lemak binatang tersusun
atas asam lemak jenuh sehingga berupa zat padat. Lemak yang sebagian besar
tersusun dari gliserida asam lemak tidak jenuh berupa zat cair pada suhu kamar,
contohnya adalah minyak tumbuhan. Lemak jika dikenakan pada jari akan terasa
licin, dan pada kertas akan membentuk titik transparan.
Dalam setiap 1gram lemak yang dioksidasi akan menghasilkan
kurang lebih 9,3 kalori. Fungsi lemak yang lain adalah sebagai pelarut
vitamin, pelindung alat-alat tubuh, penahan rasa lapar karena lemak membutuhkan
waktu yang lama untuk dicerna dan sebagai penyedap makanan.Seperti halnya
karbohidrat lemak tersusun atas unsur karbon C, hidrogen (H),oksigen
(O) dan kadangkala ditambah fosfor (P) serta nitrogen (N). Tidak seperti
karbohidrat dan protein, lemak tidak larut dalam air tetapi larut dalam
pelarut organik (Girinda, 1986).
Asam lemak juga dapat dibedakan berdasarkan ikatan atom C
penyusunnya. Berdasarkan ikatan atom C penyusunnya pada asam lemaknya
terdapat asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Didalam tubuh lemak
mengalami metabolisme. Lemak akan dihidrolisis menjadi asam lemak dan
gliserol dengan bantuan enzim lipase. Jika dipecah (hidrolisis) lemak
akan menghasilkan 3 molekul dan satu molekul gliserol, sehingga lemak juga
dikenal sebagai trigliserida(purnomo, 2003).
Stuktur lipid ditandai oleh relatif kurangnya mengandung
oksigen. Lemak hampir semua terdiri dari karbon (C) dan hidrogen (H) yang
menyebabkannya hidrofobik dan hampir semuanya tidak dapat bercampur dengan air. Lemak
juga lebih banyak mengandung energi karena proses oksidasinya lebih jauh
dari pada karbohidrat (Amwila 1992).
Menurut poedjiadi (1994) asam lemak adalah asam organik yang
terdapat sebagai ester gliserida atau lemak, baik yang berasal dari hewan
atau tumbuhan. Asam ini adalah asam karboksilat yang mempunyai rantai karbon
panjang dengan rumus
O
‖
R- C- OH
Menurut Wirahadikusumah (1985), beberapa peranan biologi
yang penting dari lipid adalah :
1. Komponen
struktur membran.
2. Lapisan
pelindung pada beberapa jasad.
3. Bentuk
energi cadangan.
4. Komponen
permukaan sel yang berperan dalam proses interaksi antara sel dengan senyawa
kimia di luar sel, seperti dalam proses kekebalan jaringan.
5. Sebagai
komponen dalam proses pengangkutan melalui membran.
- Lipida Majemuk
Lipida majemuk jika dihidrolisis akan menghasilkan gliserol
, asam lemak dan zat lain. Secara umum lipida komplekss dikelompokkan menjadi
dua, yaitu fosfolipida dan glikolipida. Fosfolipida adalah suatu lipida yang
jika dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak, gliserol, asam fosfat serta
senyawa nitrogen. Contoh senyawa yang termasuk dalam golongan ini adalah
lesitin dan sephalin.
Glikolipida adalah suatu lipida kompleks yang mengandung
karbohidrat. Salah satu contoh senyawa yang termasuk dalam golongan ini adalah
serebrosida. Serebrosida terutama terbentuk dalam jaringan otak, senyawa ini
merupakan penyusun kurang lebih 7 % berat kering otak, dan pada jaringan
syaraf.
- Sterol
Sterol sering ditemukan bersama-sama dengan lemak. Sterol
dapat dipisahkan dari lemak setelah penyabunan. Oleh karena sterol tidak tersabunkan
maka senyawa ini terdapat dalam residu. Lebih dari 30 jenis sterol telah
dijumpai di alam, terdapat pada jaringan binatang dan tumbuhan, ragi, jamur,
tetapi jarang ditemukan dalam bakteri. Persenyawaan sterol yang terdapat dalam
minyak terdiri dari kolesterol dan fitostrerol. Senyawa kolesterol umumnya
terdapat dalam lemak hewani, sedangkan fitosterol terdapat dalam minyak nabati.
ASAM LEMAK BEBAS
Asam lemak bebas berasal dari proses hidrolisa minyak
ataupun dari kesalahan proses pengolahan. Kadar asam lemak yang tinggi berarti
kualitas minyak tersebut semakin rendah. Penentuan kadar asam lemak bebas dalam
minyak ini bertujuan untuk menentukan kualitas minyak. Penentuan kadar asam
lemak bebas ini berdassarkan pada jenis asam lemak apa yang paling dominan
dalam sampel minyak atau lemak yang digunakan. Penentuan asam lemak dapat
dipergunakan untuk mengetahui kualitas dari minyak atau lemak, hal ini
dikarenakan bilangan asam dapat dipergunakan untuk mengukur dan mengetahui
jumlah asam lemak bebas dalam suatu bahan atau sample.Semakin besar angka asam
maka dapat diartikan kandungan asam lemak bebas dalam sample semakin tinggi,
besarnya asam lemak bebas yang terkandung dalam sampel dapat diakibatkan dari
proses hidrolisis ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik.
Pelarut yang digunakan dalam percobaan asam lemak bebas
adalah alkohol netral. Alkohol dalam kondisi panas akan lebih baik melarutkan sampel yang juga nonpolar.
Dalam memanaskan alkohol, dilakukan pemanas air hal ini dikarenakan titik didih
alkohol lebih rendah daripada air. Dengan menggunakan kondesor diaman uap air
akan menjadi embun kembali. Setlah itu diberi inidkator pp. Apabila alkohol
terlalu asam maka digunakanlah basa. proses titrasi dengan penggunaan NaOH 0,1N
sebagai titrannya sampai warna merah muda yang tidak hilang selama 30 detik.
Presentase asam lemak bebas minyak curah lebih tinggi dibanding dengan minyak
kemasan.
Minyak kelapa sawit mempunyai peranan penting dalam
perdangangan dunia berbagai industri. Baik pangan maupun non pangan banyak
mengunakannya sebagai bahan baku. Beradasarkan peran dan kegunaan minya sawit
itu, maka mutu dan kualitasnya harus diperhatikan sebab sangat menentukan harga
dan nilai komoditas ini.Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan
spesifikasi standar mutu internasional yaitu meliputi kadar ALB, air ,kotoran,
logam, peroksida dan ukuran pemucatan.
ALB dengan konsentrasi tinggi dalam
minyak kelapa sawit sangat merugikan. Tingginya ALB ini mengakibatkan rendeman
minyak turun sehingga mutu minyak menjadi menurun. Apabila kadar ALB pada CPO
meningkat melebihi standar mutu yang telah ditetapkan maka CPO tersebut tidak
dapat dijual. Hal ini menyebabkan kerugian pada perusahaan penghasil CPO.
Kenaikan kadar ALB ditentuka pada
saat tandan buah sawit dipanen sampai tandan diolah dipabrik. Pembentukan ALB
pada buah disebabkan pecahya membran vacuola (yang memisahkan minyak dari
komponen sel ), sehingga minyak bercampur dengan air sel. Dengan dikatalisir
oleh enzim lipase, lemak terhidrolisa membentuk ALB dan gliserol. Semakin lama
reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak ALB yang terbentuk .
MINYAK GORENG
Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamardan
biasanya digunakan untuk menggoreng makanan.[1] Minyak goreng dari tumbuhan biasanya
dihasilkan dari tanaman seperti kelapa,
biji-bijian, kacang-kacangan, jagung, kedelai, dan kanola.[1].
a. Kerusakan
Minyak goreng
biasanya bisa digunakan hingga 3 - 4 kali penggorengan.[2] Jika digunakan berulang kali, minyak
akan berubah warna.[1]
Saat penggorengan
dilakukan, ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak tak jenuh akan putus membentuk asam lemak jenuh.[2].
Minyak yang baik adalah minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh yang lebih
banyak dibandingkan dengan kandungan asam
lemak jenuhnya.[1]
Setelah
penggorengan berkali-kali, asam lemak yang terkandung dalam minyak akan
semakin jenuh.[2] Dengan demikian minyak tersebut dapat
dikatakan telah rusak atau dapat disebut minyak
jelantah.[3].
Penggunaan minyak berkali-kali akan membuat ikatan rangkap minyak teroksidasi membentuk gugus peroksida dan monomer siklik, minyak yang seperti ini
dikatakan telah rusak dan berbahaya bagi kesehatan.[4]. Suhu yang semakin tinggi dan semakin lama
pemanasan, kadar asam lemak jenuh akan semakin naik.[2]Minyak nabati dengan kadar asam lemak jenuh yang
tinggi akan mengakibatkan makanan yang digoreng menjadi berbahaya bagi
kesehatan.[1]
Selain karena
penggorengan berkali-kali, minyak dapat menjadi rusak karena penyimpanan yang
salah dalam jangka waktu tertentu sehingga ikatan trigliserida pecah menjadigliserol dan asam lemak bebas.[3]
b. Faktor yang
memengaruhi ketahanan
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi kerusakan minyak
adalah:
·
oksigen dan ikatan
rangkap-->Semakin banyak ikatan rangkap dan oksigen yang terkandung maka minyak akan
semakin cepat teroksidasi.[4]
·
antioksidan --> membuat minyak lebih tahan
terhadap oksidasi.[5]
c. Sumber
Minyak goreng
umumnya berasal dari minyak kelapa sawit.[6].
Minyak kelapa dapat digunakan untuk menggoreng karena struktur minyaknya yang
memiliki ikatan rangkapsehingga
minyaknya termasuk lemak tak jenuh yang sifatnya stabil.[1] Selain itu pada minyak kelapa terdapat asam lemak esensial yang tidak dapat disintesis
oleh tubuh.[1] Asam lemak tersebut adalah asam
palmitat, stearat, oleat, dan linoleat.[1]
Beberapa minyak
yang dipakai untuk menggoreng selain minyak kelapa sawit adalah minyak palm kernel, palm olein, palm stearin, dan Tallow.[6] Selain itu terdapat juga minyak lain
seperti minyak biji anggur, bunga
matahari, kedelai, dan zaitun.[6] Minyak-minyak ini kurang cocok apabila
digunakan untuk menggoreng namun minyak-minyak ini memiliki kandungan asam lemak yang tinggi dan biasa digunakan
sebagai bahan tambahan pada salad dan makanan lainnya.[6]
Alat
dan bahan :
Alat
:
- Neraca analitik
digital
- Gelas piala 100
mL
- Pipet
tetes
- Pengaduk
- Erlenmeyer asah 250
mL
- Gelas piala 400
mL
- Batu
didih
- Gelas ukur 100 ml
- Penangas listrik
- Pendingin tegak
- Buret asam 50 mL
- Corong
- Masker
- Statif
Bahan :
o Sampel minyak goreng
o Alcohol
netral
o Larutan NaOH 0.0912 N
o Larutan indicator PP
o Aquadest
o Kertas saring
Prosedur
kerja :
1) Ditimbang 5 gram sampel minyak dalam
erlenmeyer 250 ml.
2) Ditambakan 50
ml alkohol netral,
lalu dikocok.
3) Dipanaskan
diatas penangas listrik dengan menggunakan pendingin
tegak selama 30 menit kemudian didinginkan.
4) Ditambakan
indikator PP.
5) Dititar dengan NaOH 0.1 N (titar hingga warna merah muda
tidak hilang selama 1 menit).
Hasil
pengamatan :
Data penimbangan dan
penitaran
- Bobot
sampel = 5,0232 gram
- Volume
penitar (NaOH 0.0912 N) = 0,4 mL
- Warna larutan
sebelum penambahan indikator (PP) : Tak berwarna
- Warna
larutan setelah penambahan
indikator (PP) : Tak
berwarna
- Warna
larutan setelah titik akhir tercapai : Merah muda
Perhitungan :
% asam lemak bebas = V. Penitar x N.NaOH x BE C11H23COOH /
Bobot sampel x 100%
= 0,4 mL x 0,0912 meq/mL x 200 mg/meq /
5023,2 mg x 100%
= 7,296 / 5023,2 x 100%
= 0,15%
Kesimpulan : Dari
hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa kadar
asam lemak bebas yang terkandung di dalam sampel minyak goreng adalah 0,15 %.
Daftar
pustaka :
- http://gittha21.blogspot.com/2012/09/analisis-kadar-lemak-pada-bahan-pangan.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_goreng
- http://khusnulbravo.blogspot.com/2013/02/penentuan-asam-lemak-bebas-alb-pada.html
- http://myexperience-sausuboy.blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-lipid.html
- http://rozzye93.blogspot.com/2013/06/penentuan-alb.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar